Jumaat, 26 Julai 2013

Lailatul Qadr


10 akhir Ramadhan adalah merupakan di antara malam-malam yang penuh dengan keberkatan dan kelebihan yang tertentu. Malam-malam ini adalah merupakan malam yang ditunggu-tunggu oleh seluruh orang mukmin. Bulan Ramadhan, Al-Quran dan malam Lailatulqadar mempunyai hubungan yang rapat antara satu sama lain sebagaimana yang diterangkan di dalam kitab Allah dan Hadis Rasulullah s.a.w di antaranya firman Allah s.w.t:


"Sesungguhnya kami menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemulian itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajr" (Al Qadr 1-5).

Al Qadr berarti kemuliaan atau tempat kedudukan yang tinggi, atau dikatakan juga takdir (ketentuan) dan keduanya dianggap benar. Ia merupakan tempat menentukan segala urusan dalam setiap tahun, seperti firman Allah:

 "Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran pada suatu malam yang diberkati, dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah" (Ad Dukhan 3-4).

Seribu bulan lebih lamanya daripada 83 tahun (sepanjang umur manusia). Dan melakukan ibadah pada malam itu pahalanya setara dengan melakukan ibadah sepanjang masa. Tentu saja itu merupakan kemurahan. Oleh karena itulah Rasulullah menjadi orang yang paling antusias untuk melakukannya. Demi hal itu beliau melakukan i'tikaf di masjid, seraya melepaskan diri dari segala kesibukan dunia. Beliau bersabda: "Barang siapa melakkuakn ibadah pada malam kemuliaan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni".

Suatu hal yang perlu diperhatikan mengenai keistimewaan malam kemuliaan ini ialah, bahwa Allah memuliakan segenap manusia dengan cara menurunkan cahaya petunjuk pada malam itu. Karenanya, gelap kesesatan hilang sirna. Pada malam itu Allah menghidupkan hati manusia kalau mereka mahu melakukan amal-amal yang soleh. Pada malam itu turun para malaikat dan termasuk juga Jibril.

Satu lagi keistimewaan malam kemuliaan tersebut ialah, kalau peristiwa turunnya malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW membawa wahyu sudah berlalu, maka pada malam kemuliaan itu seakan-akan merupakn rekonstruksinya ataupun demi pembaharuan kesejahteraan bagi manusia. Apabila Jibril waktu itu turun dengan membawa wahyu dan syariat Islam, maka pada malam kemuliaan itu beliau turun lagi setelah mendapat izin dari Rabbnya untuk mengatur segala urusan yang berlaku setahun bagi penghuni bumi. Para malaikat pun ikut turun dengan membawa segenap kesejahteraan. Pada malam itu seolah-olah seluruh dunia tengah terjaga menjambut tanda-tanda kesejahteraan, kedamaian, kebajikan dan keselamatan.

Ini mendorong kita untuk menyuarakan kepada segenap dunia bahwa sesungguhnya agama kita dan misi atau risalah nabi kita, adalah agama dan misi kesejahteraan yang selalu diperbaharui setiap tahunnya.

Malam kemuliaan merupakan karunia yang tiada duanya. Siapapun yang sampai terlambat memanfaatkannya, maka sama halnya ia telah berlaku aniaya terhadap dirinya sendiri. Karena isterinya Aisyah ra, Rasulullah SAW pernah memberikan wasiat: 




"Apabila kamu mendapati malam itu (lailatul qadr), maka bacalah do'a ini: Allahumma innaka 'afqun tuhibbul 'afwa fa'annii. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pengampun, Engkau suka mengampuni, maka ampunilah aku)" (HR Tarmidzi).


Do'a tersebut mencakup segala kebajikan. Masalahnya kalau orang sudah diberikan ampunan, maka jiwa dan raganya akan terpelihara. Ia pun akan dipelihara dari hisab (perhitungan amal) dan siksa, sehingga ia akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
 

Rasulullah SAW sudah menjelaskan kepada para sahabatnya mengenai tanggal dari pada malam lailatul qadr tersebut, yakni disekitar bilangan sepuluh hari yang terakhir pada bulan Ramadhan. Agaknya masalah tersebut tidak perlu diperdebatkan, karena seluruh malam yang ganjil dari sepuluh malam terakhir, terdapat hadis yang memaparkan bahwa malam itu adalah lailatul qadr. Menurut pandangan kami (Athiyah Muhammad Salim), yang tepat ialah bahwa lailatul qadr itu tidak menentu dan berpindah-pindah.

"Ya Allah, tolonglah kami untuk mampu melakukan ibadah pada malam kemuliaan. Berikan kepada kami berkat kebajikannya. Ampunilah kami. Terimalah permohonan kami agar Engkau berkenan membebaskan kami semua dari siksa neraka. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang maha mendengar dan yang maha mengabulkan do'a. Semoga shalawat dan salam sejahtera Allah senantiasa terlimpah bagi hamba dan Rasul-Nya yang mulia Muhammad SAW".
 
Rasulullah SAW bersabda: "Perangilah nafsu kamu dengan menahan lapar dan dahaga, karena pahalanya seperti pahala orang yang berjihad di jalan Allah dan tidak ada amalan yang disukai di sisi Allah daripada menahan lapar dan dahaga". Wallahu a'lam.


Dari itu, perbaharui niat kita dan semoga Allah meletakkan kita antara salah seorang yang merasai malam yang terindah dan istimewa itu.amin

Khamis, 25 Julai 2013

Puasa


Bismillah.
Sungguh, Allah telah memberi pelbagai nikmat kepada hamba-hambaNya.
Sudah sampai lebih pertengahan bulan,
Yang mulia.
Apa yang sudah kita lakarkan dalam catatan amal kita
Hanya Allah yang tahu rahsia ini
Kedudukannya yang istimewa,
Kerana firman Allah Taala, menurut yang diceritakan Nabi:
"Tiap-tiap perbuatan baik, pahalanya sepuluh kali, sampai kepada tujuh ratus kali, selain daripada puasa. Maka puasa itu adalah bagiKu dan Aku akan membalasinya." (Diriwayat Al Bukhari dan Muslim)





Alhmdulillah, kemudian alhamdulillah
Allah sudah memberi nikmat kepada kita
Tinggal diri kita sahaja untuk memilihnya
Sekarang kita sedang meniti laluan yang sangat istimewa ini
Untuk bekalan dan harapan
Untuk meniti 11 bulan yang akan datang
Berfirman Allah Taala: " Sesungguhnya orang yang berpuasa itu meninggalkan hawa nafsu, makanan dan minuman keranaKu. Maka puasa itu untukKu dan Aku akan membalasiNya." (Diriwayat Al Bukhari dan Muslim)
Semoga hati ini serta hati-hati
orang-orang di sekeliling kita
sama-sama dekat dengan Pencipta kita
Yang sentiasa memberi rahmatNya
pada kita
Alhamdulillah

Bersabda Nabi saw: " Syurga itu mempunyai sebuah pintu, yang dinamakan " Ar-Rayyan", yang tidak memasuki pintu itu, selain orang-orang yang berpuasa. Dan dijanjikan dengan menjumpai Allah Taala pada balasan puasanya."(Diriwayat Al Bukhari dan Muslim)
Sungguh! banyak nikmat yang Allah berikan
untuk sesiapa yang berpuasa.
Ada permulaan ada akhirnya
Dimulai sahur diakhiri berbuka 
dari terbit fajar hingga terbenam matahari
Bersabda Nabi saw: "Orang yang berpuasa itu mempunyai dua kesenangan: kesenangan ketika berbuka dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya".(Diriwayat Al Bukhari dan Muslim)
Alhamdulillah, Kami bersyukur padaMu Ya Rabbana, di atas setiap ketenangan, kesabaran, kenikmatan yang Kau berikan pada kami. Jadikanlah diri kami, Ibu bapa kami, saudara mara kami, keturunan kami,sesiapa sahaja yang bersama-sama kami, umat Islam seakidah dengan kami, orang-orang yang sentiasa dalam lingkungan kebaikan dan hidayahMu. Jadikanlah Kami hambaMu yang sentiasa bersyukur dan limpahkanlah kepada kami sepertimana yang Engkau berikan pada hamba-hambaMu yang soleh.Amin;)
Malam lebih baik dari seribu bulan menanti, Ya Allah sampaikan kami pada malam lailatul Qadr.

Keberanian seorang Ibu


Suasana di rumah semakin tegang. Empat beradik ini masing-masing tidak mengalah. Mereka menuding jari kepada satu sama lain; berkeras tidak mahu tinggal di rumah untuk menjaga ibu kesayangan mereka yang sudah tua. Ternyata setiap daripada mereka berlumba-lumba untuk turut menyertai ekspedisi jihad menentang tentera Parsi pimpinan panglima besar Sassanid, Rostam Farrokhzad.

   Ibu mereka, al-Khansa' binti Amru yang memeluk Islam ketika di Madinah adalah seorang penyair terulung yang mendapat pengiktirafan dan merupakan kesukaan Rasulullah S.A.W.

   Perbalahan empat beradik ini sampai ke pengetahuan Khansa'. Hati tuanya sangat memahami kemahuan anak-anaknya ini. Masakan tidak, dialah yang membesarkan mereka dan menanamkan rasa cinta kepada jihad dan mati syahid dalam hati anak-anaknya. Lantas dia mengambil keputusan, tiada siapa yang akan tinggal di rumah kali ini. Semuanya akan pergi bersama-sama, termasuklah dirinya.

   Angkatan tentera kali ini diketuai oleh Saad bin Abi Waqas, dan beliau memilih al-Qadisiyah sebagai tempat pertempuran antara tentera Islam dan Parsi. Hari pertama perang al-Qadisiyah amat sukar bagi tentera berkuda Islam yang berhadapan dengan tentera bergajah Parsi. Pada malamnya yang hening itu, Khansa' memecahkan kesunyian malam- menyampaikan pesanan seorang ibu kepada anak-anaknya.

   "Wahai anak-anakku! Kamu telah memilih Islam dengan rela hati. Kemudian kamu berhijrah dengan sukarela pula. Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya kamu sekalian adalah putera-putera daripada seorang lelaki dan seorang wanita. Aku tidak pernah mengkhianati ayahmu, aku tidak pernah memburuk-burukkan saudara-maramu, aku tidak pernah merendahkan keturunan kamu dan aku tidak pernah mengubah perhubungan kamu. Kamu telah tahu tentang pahala yang disediakan oleh Allah kepada kaum Muslimin dalam memerangi kaum kafir itu (akhirat) lebih baik daripada tempat yang binasa (dunia)."

   Lalu Khansa' membacakan firman Allah dalam surah ali-'Imran ayat ke-200 yang bermaksud: " Wahai orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung."

   Khansa' menyambung : " Jika kalian bagun esok pagi, insya-Allah, dalam keadaan selamat, maka keluarlah untuk berperang dengan musuh-musuh kamu. Gunakanlah semua pengalamanmu dan mohonlah pertolongan daripada Allah. Jika kamu melihat api pertempuran semakin hebat dan kamu dikelilingi oleh api peperangan yang bergejolak, masuklah kamu ke dalamnya. Semoga kamu akan berjaya mendapatkan balasan di kampung yang abadi, dan tempat tinggal yang kekal."

   Hari kedua pertempuran menjadi saksi keempat-empat anak muda ini mengejar syahid. Seorang demi seorang melaungkan syair jihad dan mengingati pesanan ibu mereka, sebelum mereka meluru ke medan pertempuran dan kem-kem musuh. Tercapai cita-cita setiap daripada mereka untuk mati syahid.

   Apa reaksi Khansa' apabila mendengar berita tersebut? Jika dahulu kematian dua saudara yang sangat dicintainya, Muawiyah dan Sakhr diratapi sehingga bengkak-bengkak matanya, disertai dengan syair-syair meruntun jiwa, tetapi kini hanya sebaris tahmid dan doa mengiringi kesyahidan empat orang anaknya. " Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap kepada-Nya agar mengumpulkanku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya."


Assalamualaikum

Nama

E-mel *

Mesej *

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...