10 akhir Ramadhan adalah merupakan di antara malam-malam yang penuh dengan keberkatan dan kelebihan yang tertentu. Malam-malam ini adalah merupakan malam yang ditunggu-tunggu oleh seluruh orang mukmin. Bulan Ramadhan, Al-Quran dan malam Lailatulqadar mempunyai hubungan
yang rapat antara satu sama lain sebagaimana yang diterangkan di dalam
kitab Allah dan Hadis Rasulullah s.a.w di antaranya firman Allah s.w.t:
"Sesungguhnya kami menurunkannya (al-Quran) pada malam
kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemulian
itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat
dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Malam itu penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajr" (Al Qadr 1-5).
Al Qadr berarti kemuliaan atau tempat kedudukan yang tinggi, atau
dikatakan juga takdir (ketentuan) dan keduanya dianggap benar. Ia
merupakan tempat menentukan segala urusan dalam setiap tahun, seperti
firman Allah:
"Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran pada suatu malam
yang diberkati, dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah" (Ad Dukhan 3-4).
Seribu bulan lebih lamanya daripada 83 tahun (sepanjang umur manusia).
Dan melakukan ibadah pada malam itu pahalanya setara dengan melakukan
ibadah sepanjang masa. Tentu saja itu merupakan kemurahan. Oleh karena
itulah Rasulullah menjadi orang yang paling antusias untuk melakukannya.
Demi hal itu beliau melakukan i'tikaf di masjid, seraya melepaskan diri
dari segala kesibukan dunia. Beliau bersabda: "Barang siapa melakkuakn
ibadah pada malam kemuliaan karena iman dan mencari pahala, maka
dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni".
Suatu hal yang perlu diperhatikan mengenai keistimewaan malam kemuliaan
ini ialah, bahwa Allah memuliakan segenap manusia dengan cara menurunkan
cahaya petunjuk pada malam itu. Karenanya, gelap kesesatan hilang
sirna. Pada malam itu Allah menghidupkan hati manusia kalau mereka mahu
melakukan amal-amal yang soleh. Pada malam itu turun para malaikat dan
termasuk juga Jibril.
Satu lagi keistimewaan malam kemuliaan tersebut ialah, kalau peristiwa
turunnya malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW membawa wahyu sudah
berlalu, maka pada malam kemuliaan itu seakan-akan merupakn
rekonstruksinya ataupun demi pembaharuan kesejahteraan bagi manusia.
Apabila Jibril waktu itu turun dengan membawa wahyu dan syariat Islam,
maka pada malam kemuliaan itu beliau turun lagi setelah mendapat izin
dari Rabbnya untuk mengatur segala urusan yang berlaku setahun bagi
penghuni bumi. Para malaikat pun ikut turun dengan membawa segenap
kesejahteraan. Pada malam itu seolah-olah seluruh dunia tengah terjaga
menjambut tanda-tanda kesejahteraan, kedamaian, kebajikan dan
keselamatan.
Ini mendorong kita untuk menyuarakan kepada segenap dunia bahwa
sesungguhnya agama kita dan misi atau risalah nabi kita, adalah agama
dan misi kesejahteraan yang selalu diperbaharui setiap tahunnya.
Malam kemuliaan merupakan karunia yang tiada duanya. Siapapun yang
sampai terlambat memanfaatkannya, maka sama halnya ia telah berlaku
aniaya terhadap dirinya sendiri. Karena isterinya Aisyah ra, Rasulullah
SAW pernah memberikan wasiat:
"Apabila kamu mendapati malam itu
(lailatul qadr), maka bacalah do'a ini: Allahumma innaka 'afqun tuhibbul
'afwa fa'annii. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pengampun, Engkau
suka mengampuni, maka ampunilah aku)" (HR Tarmidzi).
Do'a tersebut mencakup segala kebajikan. Masalahnya kalau orang sudah
diberikan ampunan, maka jiwa dan raganya akan terpelihara. Ia pun akan
dipelihara dari hisab (perhitungan amal) dan siksa, sehingga ia akan
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW sudah menjelaskan kepada para sahabatnya mengenai tanggal
dari pada malam lailatul qadr tersebut, yakni disekitar bilangan
sepuluh hari yang terakhir pada bulan Ramadhan. Agaknya masalah tersebut
tidak perlu diperdebatkan, karena seluruh malam yang ganjil dari
sepuluh malam terakhir, terdapat hadis yang memaparkan bahwa malam itu
adalah lailatul qadr. Menurut pandangan kami (Athiyah Muhammad Salim),
yang tepat ialah bahwa lailatul qadr itu tidak menentu dan
berpindah-pindah.
"Ya Allah, tolonglah kami untuk mampu melakukan ibadah pada malam
kemuliaan. Berikan kepada kami berkat kebajikannya. Ampunilah kami.
Terimalah permohonan kami agar Engkau berkenan membebaskan kami semua
dari siksa neraka. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang maha mendengar
dan yang maha mengabulkan do'a. Semoga shalawat dan salam sejahtera
Allah senantiasa terlimpah bagi hamba dan Rasul-Nya yang mulia Muhammad
SAW".
Rasulullah SAW bersabda: "Perangilah nafsu kamu dengan
menahan lapar dan dahaga, karena pahalanya seperti pahala orang yang
berjihad di jalan Allah dan tidak ada amalan yang disukai di sisi Allah
daripada menahan lapar dan dahaga". Wallahu a'lam.
Dari itu, perbaharui niat kita dan semoga Allah meletakkan kita antara salah seorang yang merasai malam yang terindah dan istimewa itu.amin
Tiada ulasan:
Catat Ulasan